Menjalin sebuah hubungan asmara tidak sesederhana mencintai. Mencintai adalah pekerjaan personal, sedangkan menjalin hubungan asmara adalah bentuk kerja tim. Sebagaimana yang bisa dibayangkan, pekerjaan personal bisa lebih bebas untuk dilakukan sesuai kehendak pribadi, sedangkan pekerjaan yang melibatkan orang lain tidak bisa dikerjakan dengan menuruti kemauan pribadi secara penuh. Ada pertimbangan dan kesepakatan di dalamnya untuk membentuk sebuah hubungan yang baik.
Konsep tersebut juga berlaku dalam hubungan asmara. Ada banyak hal di dalamnya yang perlu dipertimbangkan untuk menjalin sebuah hubungan. Tak hanya soal rasa cinta, pertimbangan lainnya seperti kesamaan visi misi, sikap dan latar belakang pasangan pun bisa saja jadi pertimbangan. Untuk mempertimbangkannya, kita perlu mengetahui sejauh mana toleransi yang dapat kita berikan terhadap setiap aspek tersebut. Pun kita perlu mengetahui dengan betul, hubungan seperti apa yang kita inginkan agar bisa menentukan dengan siapa kita siap menjalin hubungan. Meski tak dapat dipungkiri juga, bahwa setiap aspek yang kita perhitungkan bisa saja tidak berlaku jika sudah terkalahkan oleh rasa cinta yang begitu besar.
Cinta bisa melahirkan toleransi. Bahkan hal besar yang tidak kita inginkan dalam hubungan bisa kita toleransi di saat kita telah melebur dengan perasaan bernama cinta. Meskipun begitu, tetap saja kita tidak bisa menjalin hubungan seperti yang kita inginkan hanya karena kita memiliki cinta dan kemauan yang besar. Selain mempertimbangkan toleransi pribadi, ada toleransi orang lain yang juga perlu dipertimbangkan. Sebuah hubungan bisa terjalin jika keduanya sama-sama sepakat, sama-sama ingin menjalani dan menerima resiko hubungan tersebut.