/
0 Comments
Cover Buku Hilang: Sebuah Kekalahan Tanpa Pemenang


[Review Buku] Hilang: Sebuah Kekalahan Tanpa Pemenang karya Nawang Nidlo Titisari --- Merupakan sebuah buku yang berisikan kumpulan sajak-sajak panjang. Awalnya aku mengira buku ini adalah novel yang menceritakan peristiwa kehilangan, ternyata di dalamnya berisikan tulisan-tulisan curahan hati yang dikemas dengan kata-kata yang indah, bijak dan berirama. Dengan tema yang masih sesuai dengan bayangan awal, yaitu kehilangan.

Meskipun bukan sebuah novel, tapi buku ini tetap menuturkan proses kehilangan secara runtut. Melalui sajak-sajaknya, Nawang menuliskan curahan hati seorang perempuan yang tersiksa sebab ditinggal pergi kekasihnya secara tiba-tiba tanpa penjelasan, hingga pada akhirnya sampai pada tahap mulai merelakan.

Pada bagian kata pengantar, Ia menyatakan buku ini sebagai pengiring air mata dan teman berbagi bagi orang-orang yang sedang kehilangan. Ia mengajak pembaca untuk kembali memutar kenangan lama, hingga menemukan cara untuk melupakannya. Kutipan pengantar yang mengena dari buku ini antara lain,

“Mengeringkan air mata dan menahannnya untuk tak jatuh lagi setiap kali kau mengingatnya, memang tak semudah mencari hal yang jenaka lalu berpura-pura tertawa. Tapi dari situlah kita akhirnya belajar menerima. Bahwa ada cerita yang berjalan dan terhenti tanpa perlu persetujuanmu. Ada kebahagiaan-kebahagiaan yang punya batas waktu.”

Dan benar seperti yang dikatakan oleh Nawang, buku ini memang cocok sekali untuk menemani orang-orang yang sedang mengalami peristiwa kehilangan. Kata-kata yang dituliskan melalui sajak-sajaknya sangat mampu mewakili suara kehilangan banyak orang. Bagiku, setiap kata yang Ia tuliskan begitu jujur, lugas dan tidak membosankan.

Di bagian awal halaman, buku ini menuturkan sajak yang menggambarkan perasaan pasrah pada kekasihnya yang mulai berubah. Lalu, sajak-sajak tersebut perlahan menggambarkan kesedihan dan kekecewaan yang dirasakan saat tahu bahwa Ia benar-benar ditinggalkan. Nawang menggambarkan perasaan-perasaan tersebut dengan cara yang beragam. Kadang melalui perumpamaan, pernyataan yang lugas, kadang juga diselipkan potongan kenangan. Namun, untuk orang-orang yang tidak sedang mengalami patah hati ataupun kesedihan mungkin akan menganggap bahwa bagian-bagian awal buku akan terasa sedikit membosankan karena begitu banyak curahan hati kegalauan dan terlalu mengagung-agungkan kekasih yang meninggalkan. Tapi, kata-katanya akan sangat mengena untuk orang-orang yang juga mengalami hal yang sama. Rasa sedih, patah dan tersiksa Ia gambarkan dengan sajak-sajaknya yang begitu mewakilkan.

Kutipan Buku Hilang Karya Nawang Nidlo Titisari


Bagian tengah ke belakang, sajak yang dituliskan Nawang cenderung menggambarkan proses refleksi, lalu mulai pada tahap menerima peristiwa kehilangan yang dialami. Menurutku, bagian-bagian ini adalah yang paling menarik dari buku ini. Tulisan-tulisan di bagian ini mulai fokus pada arti kehilangan dan pembelajaran yang bisa diambil. Selain menggambarkan perasaan pasca kehilangan, sajak-sajaknya juga berisikan kata-kata bijak yang menguatkan.

Kutipan Buku  Hilang Karya Nawang Nidlo Titisari


            Selain sajak-sajak panjang, di buku ini juga terdapat sajak-sajak pendek di sela antar sub-judulnya. Nah, bagian ini adalah yang paling cocok untuk dijadikan kutipan-kutipan caption ala anak jaman now, xixixi. Entah ditulis ulang, ataupun dicapture langsung dari lembar bukunya karena memang didesain berbeda.

kutipan buku  Hilang Karya Nawang Nidlo Titisari

            Overall, aku pribadi menyukai buku ini. Selain cocok dijadikan teman untuk menyuarakan kesedihan, tapi juga cocok untuk menjadi teman yang menguatkan meski hanya sebatas tulisan.

You may also like

[Review Buku] Hilang: Sebuah Kekalahan Tanpa Pemenang karya Nawang Nidlo Titisari --- Merupakan sebuah buku yang berisikan kumpulan sajak...

Tidak ada komentar: