About
Memori setiap momen, isi pikiran dan pembelajaran dari perjalanan yang dilalui selama menapaki kehidupan.
[Review Buku] Hilang: Sebuah
Kekalahan Tanpa Pemenang karya Nawang Nidlo Titisari --- Merupakan sebuah buku yang berisikan kumpulan
sajak-sajak panjang. Awalnya aku mengira buku ini adalah novel yang
menceritakan peristiwa kehilangan, ternyata di dalamnya berisikan
tulisan-tulisan curahan hati yang dikemas dengan kata-kata yang indah, bijak
dan berirama. Dengan tema yang masih sesuai dengan bayangan awal, yaitu
kehilangan.
Meskipun bukan sebuah novel, tapi buku ini tetap
menuturkan proses kehilangan secara runtut. Melalui sajak-sajaknya, Nawang
menuliskan curahan hati seorang perempuan yang tersiksa sebab ditinggal pergi
kekasihnya secara tiba-tiba tanpa penjelasan, hingga pada akhirnya sampai pada
tahap mulai merelakan.
Pada bagian kata pengantar, Ia menyatakan buku ini
sebagai pengiring air mata dan teman berbagi bagi orang-orang yang sedang
kehilangan. Ia mengajak pembaca untuk kembali memutar kenangan lama, hingga
menemukan cara untuk melupakannya. Kutipan pengantar yang mengena dari buku ini
antara lain,
“Mengeringkan air mata dan menahannnya untuk tak jatuh lagi setiap kali kau mengingatnya, memang tak semudah mencari hal yang jenaka lalu berpura-pura tertawa. Tapi dari situlah kita akhirnya belajar menerima. Bahwa ada cerita yang berjalan dan terhenti tanpa perlu persetujuanmu. Ada kebahagiaan-kebahagiaan yang punya batas waktu.”
Dan benar seperti yang dikatakan oleh Nawang, buku
ini memang cocok sekali untuk menemani orang-orang yang sedang mengalami
peristiwa kehilangan. Kata-kata yang dituliskan melalui sajak-sajaknya sangat
mampu mewakili suara kehilangan banyak orang. Bagiku, setiap kata yang Ia
tuliskan begitu jujur, lugas dan tidak membosankan.
Di bagian awal halaman, buku ini menuturkan sajak yang
menggambarkan perasaan pasrah pada kekasihnya yang mulai berubah. Lalu,
sajak-sajak tersebut perlahan menggambarkan kesedihan dan kekecewaan yang
dirasakan saat tahu bahwa Ia benar-benar ditinggalkan. Nawang menggambarkan
perasaan-perasaan tersebut dengan cara yang beragam. Kadang melalui perumpamaan,
pernyataan yang lugas, kadang juga diselipkan potongan kenangan. Namun, untuk
orang-orang yang tidak sedang mengalami patah hati ataupun kesedihan mungkin akan
menganggap bahwa bagian-bagian awal buku akan terasa sedikit membosankan karena
begitu banyak curahan hati kegalauan dan terlalu mengagung-agungkan kekasih
yang meninggalkan. Tapi, kata-katanya akan sangat mengena untuk orang-orang
yang juga mengalami hal yang sama. Rasa sedih, patah dan tersiksa Ia gambarkan
dengan sajak-sajaknya yang begitu mewakilkan.
Bagian tengah ke belakang, sajak yang dituliskan
Nawang cenderung menggambarkan proses refleksi, lalu mulai pada tahap menerima
peristiwa kehilangan yang dialami. Menurutku, bagian-bagian ini adalah yang paling
menarik dari buku ini. Tulisan-tulisan di bagian ini mulai fokus pada arti
kehilangan dan pembelajaran yang bisa diambil. Selain menggambarkan perasaan
pasca kehilangan, sajak-sajaknya juga berisikan kata-kata bijak yang
menguatkan.
Selain sajak-sajak panjang, di buku
ini juga terdapat sajak-sajak pendek di sela antar sub-judulnya. Nah, bagian
ini adalah yang paling cocok untuk dijadikan kutipan-kutipan caption ala anak
jaman now, xixixi. Entah ditulis ulang, ataupun dicapture langsung dari lembar bukunya karena memang didesain
berbeda.
Overall, aku pribadi menyukai buku ini. Selain cocok dijadikan teman untuk menyuarakan kesedihan, tapi juga cocok untuk menjadi teman yang menguatkan meski hanya sebatas tulisan.
[Review Buku] Hilang: Sebuah Kekalahan Tanpa Pemenang karya Nawang Nidlo Titisari --- Merupakan sebuah buku yang berisikan kumpulan sajak...
Memori setiap momen, isi pikiran dan pembelajaran dari perjalanan yang dilalui selama menapaki kehidupan.