About
Memori setiap momen, isi pikiran dan pembelajaran dari perjalanan yang dilalui selama menapaki kehidupan.
Membangun 3 kebiasaan untuk tujuan jangka panjang ----- Mengapa kebiasaan perlu dibangun? Kebiasaan adalah faktor penting yang dapat
mempengaruhi nasib kita di masa depan. Tujuan dapat kita capai jika kita memulainya dengan merubah kebiasaan. Dengan merubah kebiasaan, kita bisa
merubah hidup. Sebagaimana kata pepatah,
“Taburlah gagasan, tuailah perbuatan; taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan; taburlah kebiasaan, tuailah karakter; taburlah karakter, tuailah nasib.” – The 7 Habits of Highly Effective People by Stephen R. Covey
Ada
kebiasaan yang secara tidak sadar telah kita bangun, ada pula kebiasaan yang
perlu kita bangun secara sadar. Biasanya, kebiasaan yang secara sadar kita
bangun adalah kebiasaan yang kita anggap baik dan biasanya ada tujuan yang
ingin dicapai selanjutnya melalui kebiasaan tersebut. Nah, kali ini saya ingin
membagikan kebiasaan yang berusaha saya bangun akhir-akhir ini. Bagi saya,
kebiasaan-kebiasaan ini adalah baik untuk dibangun dan sesuai dengan apa yang
ingin saya capai di kemudian hari. Yuk, simak!
Hal yang membuat saya tersadar bahwa mengelola keuangan penting untuk dilakukan yaitu setelah saya seringkali merasa tidak sadar kemana perginya uang-uang yang saya punya dan kenapa habis secepat itu? (LOL) tentunya bukan maksud untuk mengatakan bahwa uang saya hilang tiba-tiba dicuri orang, tapi lebih tepatnya saya bertanya-tanya kemana alur pengeluaran uang ini pergi. Faktor lainnya adalah karena saya memiliki tujuan yang ingin dicapai dari segi keuangan, dimana untuk mencapai tujuan tersebut saya perlu menyisihkan uang sedikit demi sedikit dari jauh-jauh hari. Untuk mengetahui berapa banyak uang yang perlu dan mampu saya sisihkan, saya perlu tahu berapa banyak kebutuhan saya terlebih dahulu, sehingga dari situlah saya mulai membagi pos keuangan dan mencatat pengeluaran agar bisa mengontrol alur keluar masuk keuangan.
Dalam membagi pos keuangan, saya membagi uang yang saya miliki menjadi 4 kategori, yaitu kebutuhan, hiburan, sosial dan simpanan. Setiap kategori memiliki persentase tersendiri mana yang lebih banyak dan lebih sedikit, disesuaikan dengan kebutuhan saat itu. Kategori kebutuhan artinya uang yang saya sisihkan dalam kategori ini dikhususkan untuk pengeluaran kebutuhan setiap bulan. Kategori hiburan adalah uang yang saya sisihkan untuk pengeluaran yang saya inginkan (misalnya jajanan, baju dll). Kategori sosial adalah uang yang saya sisihkan untuk berbagi. Lalu, kategori simpanan adalah uang yang saya sisihkan untuk ditabung. Biasanya, saya mencatat pembagian keuangan per kategori ini di notes handphone untuk alasan efisiensi.
Sedangkan dalam pencatatan pengeluaran, saya mencatatnya menggunakan bantuan aplikasi Catatan Keuangan. Pada aplikasi tersebut saya mencatat setiap pengeluaran sekecil apapun dan digolongkan berdasarkan kategori keuangan yang telah saya buat. Dengan membagi dan mencatat pengeluaran per kategori, saya jadi lebih mudah mengetahui berapa banyak sisa uang dari masing-masing kategori. Tentu hal ini menjadi alarm yang dapat mengingatkan berapa uang yang tersisa untuk saya bersenang-senang dengan uang yang saya miliki serta berapa uang yang tersisa untuk membeli kebutuhan di bulan ini, dsb.
Mungkin jika dibayangkan terlihat sedikit rumit, tapi sebenarnya sangat mudah untuk dilakukan. Saya bisa menjelaskan step by step dalam membagi pos keuangan serta tutorial mencatat pengeluaran di aplikasi ini lebih detail. Jika kalian mau, bisa request di kolom komentar yaah!
2. Rutin berolahraga.
Kebiasaan berolahraga mulai saya bangun setelah saya menyadari manfaat-manfaat dan pentingnya berolahraga, utamanya untuk kesehatan. Selain itu, juga berawal dari mengetahui adanya jenis olahraga yang bisa dilakukan di rumah, yang biasa disebut dengan Work out. Dimulai dari coba-coba, hingga akhirnya benar-benar merasakan efek kebermanfaatan dari work out terhadap kualitas tidur membuat saya semakin ingin untuk rutin berolahraga. Oleh karena saya memiliki suatu tujuan dimana cara untuk mencapainya adalah dengan berolahraga, maka saya mulai meruntinkan diri untuk work out setiap hari walaupun dalam waktu yang tidak lama. Waktu yang saya gunakan untuk work out hanyalah 6 menit dan 3 menit pemanasan sebelum memulai. Prinsip awal yang saya bangun adalah membuatnya menjadi rutinitas dengan melakukannya sedikit demi sedikit. Saya menonton kanal Youtube SKWAD Fitness sebagai panduan dalam melakukan work out.
3. Mengurangi makanan berminyak.
Berawal dari menyadari bahwa saya termasuk kategori
orang yang skinny fat alias kurus
tapi penuh lemak (buncit wkwk), saya mulai mencari tahu penyebab dan apa yang
harus dilakukan. Ternyata, konsumsi makanan berminyak adalah satu satu penyebab
terbesarnya. Oleh karena itu, saya mulai mencoba mengurangi konsumsi makanan
berminyak dalam sehari-hari dan mengimbanginya dengan olahraga. Untuk mendukung
challenge ini, saya mengikuti resep
memasak makanan yang tidak banyak mengandung minyak dari kanal Youtube Elaine
Hanafi. Memang tidak 100% tanpa minyak, tapi setidaknya mengurangi.
Membangun kebiasaan tentu tidak
mudah. Sangat wajar jika di waktu tertentu kita tidak memiliki semangat untuk
melakukan kegiatan yang ingin kita biasakan tersebut. Saya pun sering
mengalaminya. Akan tetapi, yang terpenting adalah kemauan untuk terus mencobanya kembali
walaupun sesekali semangat itu surut.
Gimana?
Tertarik untuk ikut mencobanya juga?
Jika kalian punya kebiasaan baik yang sedang atau ingin dibangun, yuk coba share ceritanya di kolom komentar :)
Membangun 3 kebiasaan untuk tujuan jangka panjang ----- Mengapa kebiasaan perlu dibangun? Kebiasaan adalah faktor penting yang dapat mempen...
[Review Buku] Hilang: Sebuah
Kekalahan Tanpa Pemenang karya Nawang Nidlo Titisari --- Merupakan sebuah buku yang berisikan kumpulan
sajak-sajak panjang. Awalnya aku mengira buku ini adalah novel yang
menceritakan peristiwa kehilangan, ternyata di dalamnya berisikan
tulisan-tulisan curahan hati yang dikemas dengan kata-kata yang indah, bijak
dan berirama. Dengan tema yang masih sesuai dengan bayangan awal, yaitu
kehilangan.
Meskipun bukan sebuah novel, tapi buku ini tetap
menuturkan proses kehilangan secara runtut. Melalui sajak-sajaknya, Nawang
menuliskan curahan hati seorang perempuan yang tersiksa sebab ditinggal pergi
kekasihnya secara tiba-tiba tanpa penjelasan, hingga pada akhirnya sampai pada
tahap mulai merelakan.
Pada bagian kata pengantar, Ia menyatakan buku ini
sebagai pengiring air mata dan teman berbagi bagi orang-orang yang sedang
kehilangan. Ia mengajak pembaca untuk kembali memutar kenangan lama, hingga
menemukan cara untuk melupakannya. Kutipan pengantar yang mengena dari buku ini
antara lain,
“Mengeringkan air mata dan menahannnya untuk tak jatuh lagi setiap kali kau mengingatnya, memang tak semudah mencari hal yang jenaka lalu berpura-pura tertawa. Tapi dari situlah kita akhirnya belajar menerima. Bahwa ada cerita yang berjalan dan terhenti tanpa perlu persetujuanmu. Ada kebahagiaan-kebahagiaan yang punya batas waktu.”
Dan benar seperti yang dikatakan oleh Nawang, buku
ini memang cocok sekali untuk menemani orang-orang yang sedang mengalami
peristiwa kehilangan. Kata-kata yang dituliskan melalui sajak-sajaknya sangat
mampu mewakili suara kehilangan banyak orang. Bagiku, setiap kata yang Ia
tuliskan begitu jujur, lugas dan tidak membosankan.
Di bagian awal halaman, buku ini menuturkan sajak yang
menggambarkan perasaan pasrah pada kekasihnya yang mulai berubah. Lalu,
sajak-sajak tersebut perlahan menggambarkan kesedihan dan kekecewaan yang
dirasakan saat tahu bahwa Ia benar-benar ditinggalkan. Nawang menggambarkan
perasaan-perasaan tersebut dengan cara yang beragam. Kadang melalui perumpamaan,
pernyataan yang lugas, kadang juga diselipkan potongan kenangan. Namun, untuk
orang-orang yang tidak sedang mengalami patah hati ataupun kesedihan mungkin akan
menganggap bahwa bagian-bagian awal buku akan terasa sedikit membosankan karena
begitu banyak curahan hati kegalauan dan terlalu mengagung-agungkan kekasih
yang meninggalkan. Tapi, kata-katanya akan sangat mengena untuk orang-orang
yang juga mengalami hal yang sama. Rasa sedih, patah dan tersiksa Ia gambarkan
dengan sajak-sajaknya yang begitu mewakilkan.
Bagian tengah ke belakang, sajak yang dituliskan
Nawang cenderung menggambarkan proses refleksi, lalu mulai pada tahap menerima
peristiwa kehilangan yang dialami. Menurutku, bagian-bagian ini adalah yang paling
menarik dari buku ini. Tulisan-tulisan di bagian ini mulai fokus pada arti
kehilangan dan pembelajaran yang bisa diambil. Selain menggambarkan perasaan
pasca kehilangan, sajak-sajaknya juga berisikan kata-kata bijak yang
menguatkan.
Selain sajak-sajak panjang, di buku
ini juga terdapat sajak-sajak pendek di sela antar sub-judulnya. Nah, bagian
ini adalah yang paling cocok untuk dijadikan kutipan-kutipan caption ala anak
jaman now, xixixi. Entah ditulis ulang, ataupun dicapture langsung dari lembar bukunya karena memang didesain
berbeda.
Overall, aku pribadi menyukai buku ini. Selain cocok dijadikan teman untuk menyuarakan kesedihan, tapi juga cocok untuk menjadi teman yang menguatkan meski hanya sebatas tulisan.
[Review Buku] Hilang: Sebuah Kekalahan Tanpa Pemenang karya Nawang Nidlo Titisari --- Merupakan sebuah buku yang berisikan kumpulan sajak...
Memori setiap momen, isi pikiran dan pembelajaran dari perjalanan yang dilalui selama menapaki kehidupan.