/
0 Comments
Akhirnya kembali lagi setelah hampir 2 tahun blog ini tenggelam.
Kembali dengan judul baru, yaitu mendengar obrolan. Judul ini hadir bukan tanpa alasan. Semakin kesini aku semakin sadar bahwa aku memiliki candu untuk terus mengobrol. Jika tidak dengan orang lain, maka aku akan mengobrol sendirian atau dengan pikiranku. Aku pun menyadari bahwa mengobrol dan mendengarkan obrolan adalah hal menyenangkan yang aku butuhkan dan aku yakini dapat memberikan manfaat untuk diriku sendiri. Obrolan membuat jiwaku terasa semakin hidup. Meski pada kenyataannya aku tidak pandai mengajak orang untuk mengobrol atau pun menghidupkan obrolan dengan orang lain. Sampai saat ini aku masih terperangkap dalam kenyamanan menunggu bola, bukan menjemput bola. Memulai obrolan terasa sulit dilakukan kalau tidak dalam keadaan kepepet. Kebiasaan buruk memang, karena tidak seharusnya aku terus-menerus menunggu dihampiri tanpa mau berusaha menghampiri apa yang aku inginkan. 

Kesadaranku akan pentingnya obrolan tidak lepas dari peran seseorang yang memberikan kesan buatku. Seseorang yang paling sering mengajakku mengobrol hingga membuat jiwaku terasa semakin hidup. Keredupan seolah menghilang seketika saat dia mengajakku mengobrol, tanpa aku minta. Entah kenapa, dia seolah mengerti yang aku inginkan tanpa harus aku mengucapkannya. Sayangnya, itu semua hanya kebetulan, bukan sebuah takdir yang memang digariskan. 

You may also like

Akhirnya kembali lagi setelah hampir 2 tahun blog ini tenggelam. Kembali dengan judul baru, yaitu mendengar obrolan. Judul ini hadir buka...

Tidak ada komentar: